Selasa, 22 Juni 2010

Ketika ada sengketa soal harta antara seorang Anak dan Bapak yang diadukan kepada Rasulullah SAW dan sang Bapak membacakan apa yang ada di dalam Qolbunya yang tidak didengar oleh telinganya sendiri, inilah kalimat-kalimat itu :

Aku memberimu makan dimasa kecilmu dan mendukungmu bahkan ketika kau telah mencapai usia remaja, seluruh biaya hiupmu ditanggung oleh punggungku.

Aku sering terbangun semalaman dan sangat gelisah bila kau sedang sakit, seolah sakitmu adalah sakitku, dank u menangis sepanjang malam.

Ketakutan atas kemtianmu selalu menghantuiku walaupun aku tahu bahwa maut hanya akan terjadi pada saat yang ditentukan dan tidak bisa dihindari sama sekali.

Ketika kau mencapai usia dewasa, sesuatu yang kudambakan, biasanya kau berlaku keras dan mengucapkan kata kasar kepadaku. Engkau bersikap seolah-olah kau telah berbaik hati padaku.

Sayang sekali, seandinya kau tidak mau memberikan hakku sebagai Bapakmu, sedikitnya kau bisa memperlakukanku sebagai tetanggamu.

Aku mengharap engkau paling sedikit bisa menunaikan tugasmu kepadaku bagaikan tetanggamu, dan tidak bertindak kikir dalam membelanjakan uangku untuk keperluanku.

Ini tambahannya...
Anakku… oh anakku….
Anakku, sejak kecil kau kukenalkan pada Tuhan.
Masihkah sekarang kau mengenalNYA…?

Anakku, dulu kau kudandani dengan pakaian bagus.
Masihkah sekarang kau memakainya atau sudah berubah meninggalkan pakaian yang ku beri… ?

Anakku, kubimbing kau sejak kecil untuk beribadah pada Tuhan.
Apakah kau masih suka shalat atau kau sudah lupa melakukannya…?

Firman ALLAH SWT ; 3 amalan manusia yang masih bisa nyambung dari manusia yang sudah meninggal. Anakku, kuajarkan cara mencari ilmu ( Al Qur’an ). Dapatkah kau kirim aku hadiah atau kau sudah lupa cara membacanya…?

Anakku, kutinggalkan harta benda untukmu.
Apakah kau jadikan surga atau neraka buatku…?

Anakku, ingatkah kebahagiaanmu…?
Apa wasiatku kau lakukan atau bahkan kau tak ingat…?

Anakku, setiap kali kupanggil engkau selalu berlari menghampiri.
Kini engkau sudah dewasa, tak mungkin aku menemanimu, mudah-mudahan kau jawab panggilanku dihari penghabisan.

Anakku, engkau selalu memberi salam jika hendak pergi.
Yang ku tanya padamu, sekarang kita sudah berpisah apakah salammu masih ada atau kau sudah tabu memberi salam…?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar